Pages

19 August 2014

Reaksi Hati

Apa khabar hati?
Kata Ibn Atho'illah As-Sakandari:
"Hati yang mati itu adalah tidak merasa sedih atas luputnya amal ketaatan dan tidak menyesal dengan maksiat yang telah dilakukan".

*********************************************************************

Manusia bebas berpandangan. Baik mahupun buruk. Positif mahupun negatif. Kenapa perlu seksa diri dengan terlalu bereaksi dengan pandangan negatif manusia? Pandangan atau pendapat itu, baik mahupun buruk, adalah satu ujian buat hati kita. Pandangan negatif adalah ujian buat kita dalam menjaga hubungan antara manusia, pandangan positif pula ujian dalam menjaga hubungan dengan Allah. Pandangan negatif manusia untuk menguatkan hati, nak uji hati dalam bersangka baik dan berlapang dada. Pandangan positif atau puji-pujian pula untuk uji apa kita bakal riak atau bangga diri dengan segala pujian tu ataupun sebaliknya, ia mengingatkan diri kita kepada Allah yang menciptakan. Atau adakah kita ingat untuk mengucapkan 'Alhamdulillah' atas segala pujian manusia kepada kita. Bagaimana?

Apa khabar hati?

Aku sendiri sedar, 'aku tahu, namun aku sering lupa.' Ayuh kita sama-sama melihat dalam diri dan hati kita, muhasabah diri,

Apa khabar hati?

Seringkali kita dengar, 'dengan mengingati Allah, jiwa kan menjadi tenang'. Firman Allah S.W.T dalam Surah Ar-Ra'd ayat 28, maksudnya;

"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia."

Jangan terlalu bereaksi dengan kata-kata manusia yang menghiris, tapi, terus bersensitiviti dengan ayat-ayat Allah yang menggetarkan jiwa. Bersandarlah kepada Allah, dan berusahalah untuk terus mendidik diri agar terus berlapang dada. 

Aku yakin semua orang pernah atau bakal melalui satu pengalaman yang sangat menguji. Yang membezakan cuma cara kita menghadapinya. Apa dengan bersikap Optimis atau Pesimis? Adakah kita menghadapinya dengan bersangka baik (Husnudzon) atau berprasangka buruk (Su'udzon)?

Sebelum ni, aku pernah berkongsi secara ringkas tentang 'Bersangka Baik' disertakan tips untuk sentiasa bersangka  baik sesama insan yang dikongsikan oleh Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dalam post di bawah ni.

Ulangkaji: Bersangka Baik


Pokok yang tinggi dan teguh berdiri tu pada mulanya hanya sebatang anak pokok yang kecil dan rapuh. Malah manusia itu sendiri, pada awalnya hanya merangkak dan bertatih. Lupakah kita? 

Dalam kehidupan kita yang singkat ni, kita tidak punya waktu untuk bersikap negatif dan berprasangka buruk lalu men'scratch'kan hati kita sendiri. Ayuh sama-sama kita berusaha memelihara hati agar ia terjaga dan membina hati dan minda kita ke arah yang lebih positif agar kita bisa mati dalam keadaan tenang dan aman bersama iman. Ayuh kerapkan refleksi, rawat kondisi hati.



Ungu - Bila Tiba




Saat tiba nafas di ujung hela
Mata tinggi tak sanggup bicara
Mulut terkunci tanpa suara

Bila tiba saat berganti dunia
Alam yang sangat jauh berbeda
Siapkah kita menjawab semua
Pertanyaan

Bila nafas akhir berhenti sudah
Jantung hatipun tak berdaya
Hanya menangis tanpa suara
Ooo

Mati tak bisa untuk kau hindari
Tak mungkin bisa engkau lari
Ajalmu pasti menghampiri

Mati tinggal menunggu saat nanti
Kemana kita bisa lari
Kita pastikan mengalami
Mati

Mati tak bisa untuk kau hindari
Tak mungkin bisa engkau lari
Ajalmu pasti menghampiri

Mati tinggal menunggu saat nanti
Kemana kita bisa lari
Kita pastikan mengalami
Mati



Mudah sekali bagiku menyusun kata bicara, moga dikuatkan hati untuk beramal dengan setiap perkataan. Wallahua'lam.


Optimis : selalu mempunyai harapan yg baik dlm menghadapi sesuatu hal.
Pesimis : bersikap mudah putus asa atau mudah kecewa; lw optimis.
(Pusat Rujukan Persuratan Melayu @ DBP)


******************************************************************************************

* Takut untuk menerima kebaikan orang lain kerana memikirkan tantang balasan yang perlu diberikan buat si pemberi boleh menyebabkan hati kita jauh dari ikhlas. Apa tidaknya, terlalu memikirkan tentang balasan manusia sehingga saat kita ingin berbuat baik sesama manusia, kita menjangkakan balasan dari mereka. Apa itu wajar? Sedangkan segala apa yang kita miliki, mahupun orang lain miliki itu datangnya dari Allah, maka, dari setiap kebaikan yang dilakukan, sandarkan ke atas Allah dengan ikhlas. Maka insyaAllah, balasan dari Allah itu lebih membahagiakan di akhirat kelak. IKHLAS itu dari hati, bukan dari bait kata 'ikhlas'. Tak mampu dipelajari dari buku-buku, tapi dididik dalam hati.

والله أعلمُ بالـصـواب

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas pandangan dan kritikan anda. :-)